Jum’at Berkah, Makan Gratis dari Umat untuk Umat
Jum’at Berkah, Makan Gratis dari Umat untuk Umat oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)
Mei 14, 2024
Hampir seluruh masjid mempunyai program makan gratis pada hari Jum’at di Jakarta. Program tersebut yaitu dengan sebutan Jum’at berkah. Agenda itu sebenarnya mengajak para muslimin untuk berbagi kepada sesama khususnya di hari baik tersebut. Hal tersebut adalah bentuk nyata kepedulilan dari umat untuk umat. Selain itu kegiatan tersebut juga sebagai penarik jamaah untuk semangat dalam beribadah dan bersodakoh.
Secara histori, program Jum’at berkah di Jakarta telah dipelopori oleh al-Habib Muhammad bin Ahmad al-Haddad pada tahun 1960-an, Masjid Al-Hawi, Condet, Jakarta Timur. Beliau selalu mengajak makan jamaah di rumahnya setelah shalat Jum’at di Masjid tersebut. Bukan hanya itu, bahkan beliau selalu memberikan ongkos kepada jamaah ketika selesai makan. Bisa dibilang Habib Muhammad dijuluki sebagai abu al-duyuf atau abu al-dhuafa, sebab beliau selalu memperhatikan tamu-tamu dan para faqir miskin.
Jumat berkah yang biasa Habib Muhammad hidangkan yaitu berupa nampan yang berisikan nasi putih dan marak kambing (penuturan muridnya langsung). Hal yang telah dilakukannya sesuai dengan QS Al-Baqarah:267:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu.
Selain itu seorang muslim yang selalu memberikan makan kepada orang lain mendapat pujian dari Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana Nabi Muhammad Saw bersabda, “Barangsiapa yang memberikan makan saudaranya seorang mukmin sampai dia kenyang, dan memberikan minum kepadanya sampai hilang rasa hausnya maka Allah akan menjauhkan dirinya dengan neraka sejauh lima ratus tahun.” Sabda lainnya, “Tidaklah seseorang beramal lebih utama di sisi Allah kecuali ia mengenyangkan perut orang yang lapar.”
Menariknya Habib Muhammad ini mempunyai kepeduliaan terhadap umat melalui mengumpulkan dan memelihara anak-anak yatim. Sampai-sampai beliau juga dijuluki sebagai abu al-yatama. Bahkan di dalam kesehariannya yang beliau pikirkan ialah anak-anak yatim yang bersamanya. Beliau didik mereka dengan ilmu agama, beliau memberikan makan kepada mereka, dan memberikan yang terbaik untuk mereka. Sampai-sampai beliau hidup dengan keluarga dengan apa adanya.
Program Jum’at berkah yang telah dilakukan Habib Muhammad masih terus berlangsung hingga kini di Masjid al-Hawi. Setelah beliau wafat, agenda tersebut dilanjutkan oleh anaknya yaitu Habib Abdul Qadir bin Sayyidil Walid Habib Muhammad al-Haddad. Kemudian setelah Habib Abdul Qadir meninggal, rutinitas tersebut dilajutkan oleh anak-anaknya.