SEKILAS INFO
  • 10 bulan yang lalu / Daftar kan putra putri anda untuk mengikuti pelajaran membaca al qur’an di TPA Nurul Falah serta kegiatan seni pencak silat Betawi Sanggar MMA untuk info lebih lanju hubungi Ustadz.Muttaqin (TPA)  Hp  0887-2909-658  dan Bang Adit (Sanggar MMA) 0895-6157-89270 Baca Juga :  Apa arti nya Tajwid ?
  • 2 tahun yang lalu / Daftar Nama nama Penyewa Aula Masjid Nurul Falah : >> Hari Minggu 24 Agustus 2022. Ibu Maesal RW.7 >> Hari Sabtu 6 Agustus 2022. Bp.Imam RW.08 >> Hari Minggu 21 Agustua 2022. Ibu Dwi >> Hari Minggu 28 Agustus 2022. Ibu. Encun >> Hari Minggu 4 September 2022. Ibu Desy RW.09 >> Hari Sabtu 01...
  • 2 tahun yang lalu / Progaram Santunan Anak Yatim Masjid Nurul Falah per tiap bulan nya diadakan oleh Pengurus Masjid Nurul Falah Baca Juga :  Hak Sesama Muslim oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universtas Indonesia dan PNJ)
WAKTU :

Orang Islam itu Wajib Kaya dan Dermawan

Terbit 12 Mei 2025 | Oleh : Masjid Nurul Falah Petamburan | Kategori : Berita / Fiqih
Orang Islam itu Wajib Kaya dan Dermawan

Nurul Falah- Rusun Petamburan.  Syekh Ibnu Hajar Al-Atsqalani pernah berkata, “Barang siapa yang sering duduk dengan orang kaya yang munafik dan fasiq maka ia akan cinta kepada dunia dan keras hatinya.” Perkataan itu bukan berarti orang-orang muslim tidak boleh menjadi orang kaya. Sebab di dunia diciptakan berpasangan laki-laki dan perempuan, siang dan malam, serta miskin dan kaya. Kalau tidak ada orang-orang muslim yang kaya maka siapa yang akan memperhatikan mustahiq dan delapan asnaf yang telah dimaktubkan dalam al-quran surat al-baqarah ayat 60.

            Orang-orang kaya di zaman nabi Muhammad memberikan dampak dan efek bahwa agama Islam disegani. Di antara orang-orang kaya di zaman Nabi Muhammad yaitu Sayyidina Abubakar al-Siddiq, Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa’ad bin Abi Waqqash. Buktinya Sayyidina Abubakar al-Siddiq ketika masuk Islam, beliau langsung menjual sembilan tokonya untuk perjuangan Islam. Di sisi lain Abdurrahman bin Auf, sahabat nabi Muhammad yang paling kaya. Total kekayaannya Total kekayaan yang dimilikinya saat wafat mencapai 3.200.000 Dinar atau sekitar Rp 6.212.688.000.000 (enam triliun, dua ratus dua belas miliar, enam ratus delapan puluh delapan juta rupiah).

            Namun kekayaan sahabat-sahabat nabi tersebut bukan menjadikan diri mereka bakhil dan sombong. Malahan dengan hal tersebut, mereka sebagai dermawan dan gemar menyumbangkan hartanya kepada orang miskin. Sebagaimana firman Allah Swt:

اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sedangkan amal kebajikan yang abadi (pahalanya) adalah lebih baik balasannya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (QS Al-Kahfi :46)

Baca Juga :  Akan ada Orang Kafir yang mengadu orang Islam dengan bahasa orang Islam degan cara cara orang islam.

            Abu Al-Fath Al-Abshihi memberikan komentar terhadap ayat di atas bahwa kemiskinan itu pangkal dari segala ujian atau bencana dan mengajak membuat keonaran kepada orang lain. Keadaan yang demikian pula ia akan merampas milik orang lain dengan keadaan menghilangkan rasa malu. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Tidak ada kebaikan bagi seseorang yang tidak cinta kepada harta. Melalui harta tersebut untuk menyambung silaturrahmi, melaksanakan  amanah, dan agar tidak meminta-minta kepada makhluk-Nya.” (Abu Al-Fath Al-Abshihi:2015:310)

            Sayyidina Ali RA berkata, “Kemiskinan itu kematian yang amat besar, dan sungguh Rasulullah meminta perlindungan kepada Allah dari kekufuran, kefakiran, dan azab kubur.” Kemudian menantu Rasulullah melanjutkan, “Barangsiapa yang menjaga dunianya maka ia wajib menjaga kehormatan agama dan dirinya.”

            Pernyataan Sayyidina Ali di atas memberikan pandangan bahwa para muslimin yang kaya harus memiliki rasa syukur terhadap anugerah dan nikmat Allah yang telah diberikan kepadanya. Maka dari itu orang muslim kaya yang bijak dan selamat, ia selalu menghitung zakat, infaq dan shodakoh untuk dikeluarkan sebagai bagian dari hifzul mal (penjagaan terhadap harta). Sebab di dalam harta mereka ada hak orang lain. Jika seorang kaya itu bakhil maka ia akan terjatuh pada kekufuran.

            Bahkan Allah tidak suka kepada orang kaya yang mempunyai sifat bakhil. Hal tersebut telah termaktub di dalam al-quran:

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَبْخَلُوْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْۗ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْۗ سَيُطَوَّقُوْنَ مَا بَخِلُوْا بِهٖ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ وَلِلّٰهِ مِيْرَاثُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌࣖ

Jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan karunia yang Allah anugerahkan kepadanya mengira bahwa (kekikiran) itu baik bagi mereka. Sebaliknya, (kekikiran) itu buruk bagi mereka. Pada hari Kiamat, mereka akan dikalungi dengan sesuatu yang dengannya mereka berbuat kikir. Milik Allahlah warisan (yang ada di) langit dan di bumi. Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS al-Imran/3:180)

Di sisi lain Rasulullah menegaskan kembali bahaya bakhil, “Allah membenci orang yang bakhil di dalam hidupnya dan dermawan ketika ia menuju kematiannya.”

oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

SebelumnyaLebaran Betawi Sebulan Lamanya

Berita Lainnya

0 Komentar