Ma’siat yang bisa mendekatkan diri pada Allah lebih baik dari pada ketaatan yang dibarengi dengan nafsu..
Masjid Nurul Falah-Rusun Petamburan Tulisan ini Penulis dinukil dan diartikan dari Kitab Iqozul Humam karya Imam Syeh ahmad bin ajibah alhasani. Dan Penulis mendapat penjelsannya langsung ketika mengaji di Mejelis Talim Pimpinan Al Mualim Ustadz Bunyamin Kelapa Dua Jakarta Barat bertempat di Haji Sholeh 1 Jakarta Barat.(1/2/2023)
Berikut Penjelasan nya disebutkan didalam Kitab Iqozul Humam karya Imam Syeh ahmad bin ajibah alhasani halaman 188.
” Lazimkan aktifitas kita kepada Allah dengan jalan menghinakan diri dihadapan Allah. Jalan ini lebih utama dari pada ketaatan..karena ketaatan dekat pada keujuban..”
Ujub dalam ketaatan lebih buruk daripada dosa yang membuat kita merasa hina dihadapan Allah
Hancur hatinya orang yang ma’siat lebih baik daripada beratnya pendetitaan didalam ketaatan..
Ma’siat yang bisa mendekatkan diri pada Allah lebih baik dari pada ketaatan yang dibarengi dengan nafsu..
Orang yang tidak ingin berbuat maksiat..tapi Allah kehendaki pada dirinya terjadi maksiat..kehendak Allah ini degan maksud agar orang tersebut merasa hina dihadapan Allah..maka ini lebih baik daripada 1000 macam ketaatan yang dirasa..ketaatan ini dari kemampuan dirinya..dan dia merasa bangga atas ketaatan yang dikerjakannya..
Sebagaimana kaya Syair :
Dan bagi Allah …
Dan aku berserah diri ketika hawa nafsuku menyerangku..dan aku terima apapun yang Allah kekasihku timpakan apapun padaku..
Dan sewaktu waktu kau melihat aku sedang sholat dan terkadang kau lihat aku bermain di gereja gereja..seperti mainan saja..maka aku serahkan kepada Allah apapun yang Allah kehendaki padaku..
Aku sebagai pena..dan takdir Allah seperti tanganku..yang melakukan apapun atas kehendak Allah..maka aku tak dapat menolak apapun yang Allah kehendaki atasku..
Maka sewaktu2 Allah tetapkan aku dalam taat dan sewaktu2 syariat2 itu aku tinggalkan dan aku lalukan kemaksiatan.
.sedangkan aku menangis atas keadaan itu..
Hati memberitahuku akan sesuatu yang akan terjadi..dan mataku melihat apa yang akan terjadi dari perbuatanku..maka seperti seorang tawanan..aku tak dapat menolak apapun yang terjadi padaku..apapun yang terlihat secara syariat aku maksiat..namun secara hukum hakikat aku taat..maka kuterima.. meskipun ada rasa untuk tidak menerima..
Maksiat wali bukan karena nafsunya..tapi karena kehendak Allah..dan maksiat orang fasik karena keinginan nafsunya..dan ada kenikmatan dalam kemaksiatannya..Wali tidak bermaksud berbuat maksiat..tapi jika kehedak Allah terjadi kemaksiatan pada dirinya dia tidak dapat menolak..tapi tidak ada kenikmatan didalam kemaksiatannya..kecuali adanya kepasrahan saja..
Maksiatnya Wali bukan karena keinginan dirinya..tapi karena kehendak Allah..
Syukur itu..tidak bermaksiat kita kepada Allah atas nikmat nikmat yang diterimanya..
Dua nikmat yg tdk keluar dari dua nikmat itu yaitu nikmat Ijad (Nikmat dijadikan kita sebagai manusia dari perut ibu kita..dan Nikmat Imdad (Nikmat diperpanjang hidup kita untuk mendapatkan nikmat lainnya)
Nikmat Ijad Zohirkan dari alam Ghoib (rahim ibu) kealam Syahadah (alam dunia) dari alam arwah sampai kealam aswad (jasad) Alam qudrot sampai alam hikmah dari alam takdir sampai kealam taqdim
Penulis : Fauzy Rusli Muhammad