SEKILAS INFO
  • 7 bulan yang lalu / Daftar kan putra putri anda untuk mengikuti pelajaran membaca al qur’an di TPA Nurul Falah serta kegiatan seni pencak silat Betawi Sanggar MMA untuk info lebih lanju hubungi Ustadz.Muttaqin (TPA)ย  Hp ย 0887-2909-658ย  dan Bang Adit (Sanggar MMA) 0895-6157-89270 Baca Juga :  Eget Tharetra Jolor Dondimentum Gatrews.
  • 2 tahun yang lalu / Daftar Nama nama Penyewa Aula Masjid Nurul Falah : >> Hari Minggu 24 Agustus 2022. Ibu Maesal RW.7 >> Hari Sabtu 6 Agustus 2022. Bp.Imam RW.08 >> Hari Minggu 21 Agustua 2022. Ibu Dwi >> Hari Minggu 28 Agustus 2022. Ibu. Encun >> Hari Minggu 4 September 2022. Ibu Desy RW.09 >> Hari Sabtu 01...
  • 2 tahun yang lalu / Progaram Santunan Anak Yatim Masjid Nurul Falah per tiap bulan nya diadakan oleh Pengurus Masjid Nurul Falah Baca Juga :  Akan ada Orang Kafir yang mengadu orang Islam dengan bahasa orang Islam degan cara cara orang islam.
WAKTU :

Loyalitas Masyarakat Muslim Betawi Kepada Ulama

Terbit 24 Januari 2025 | Oleh : Masjid Nurul Falah Petamburan | Kategori : Berita / Fiqih
Loyalitas Masyarakat Muslim Betawi Kepada Ulama

Nurul Falah- Rusun Petamburan . Masyarakat Muslim Betawi dan Ulama, dua termin yang tidak bisa dipisahkan. Satu sama lain membangun entitas masyarakat yang lebih nasionalis dan religius. Terbukti pengaruh ulama dalam memutuskan suatu perkara diikuti warga yang mempunyai campuran etnis Arab dan China tersebut. Sehingga kalimat sam’an wa thoatan (kami mendengar dan melaksanakan) perintah ulama itu menjadi sakral di tanah si Pitung tersebut. Maka dari itu ketika seorang Betawi yang mempunyai hajat maka datang atau sowan ke rumah ulama.

Pandangan orang-orang tua Betawi terhadap ulama tersebut layaknya penentram hati dan jiwa. Apalagi kalau ada seorang shalih datang ke rumah mereka, pasti sibuk untuk menyiapkan makanan dan minuman yang terbaik. Mereka menganggap seorang yang punya ilmu agama itu adalah representasi dari warisan Rasulullah. Sebagaimana Nabi Muhammad bersabda, “al-ulama warosah al-anbiya (ulama itu pewaris para Nabi).” Maknanya pelanjut dakwah nabi Muhammad itu adalah ulama.

Tradisi orang-orang Betawi sejak dahulu hingga saat ini yaitu megumpulkan para asatidz, kyai, dan habaib di rumah mereka ketika perayaan hari-hari besar atau mereka mempunyai hajat. Adapun acara dibuatnya pasti membaca surah Yasin, tahlil, ratib, dan membaca riwayat Nabi Muhammad. Mereka meyakini dengan pembacaan bacaan tersebut akan menambah berkah dan motivasi untuk lebih giat dalam beribadah kepada Allah Swt.

Pembacaan Surah Yasin bagi masyarakat muslim Betawi memperkuat akidah dan kecintaan kepada Allah. Pembacaan tahlil yaitu mengenang dan mengirimkan doa kepada kerabat, keluarga atau handai tolan yang telah wafat. Sedangkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad adalah simbol mengenang perjuangan Nabi Muhammad. Dimana tidak ada perjuangan yang sehebat Rasulullah dalam menyebarkan agama Islam.

Baca Juga :  Apa yang engkau lakukan Jika ingin Keluar kamar mandi ?

Dedikasi warga muslim Jakarta kepada ulama bukan hanya sewaktu hidupnya saja bahkan ketika setelah wafatnya terus dikenang. Banyak cara mereka dalam mengingat ulama yang telah meninggal. Mulai dari memajang foto-foto para mualim, mengadakan peringatan haul mereka, atau ziarah ke makam mereka. Biasanya warga Jakarta mengadakan ziarah ke makam guru-guru ngaji mereka pada bulan Sya’ban atau menjelang bulan Ramadhan. Mereka mengajak sanak famili dan keluarga untuk mengingat jasa-jasa guru yang telah memperkenalkan syariat agama.

Tradisi mengumpulkan para ulama pun terjadi di bulan Ramadhan di rumah-rumah ย warga Betawi. Biasanya, orang-orang Betawi mengumpulkan mereka menjelang berbuka puasa atau setelah shalat ashar. Acara biasa diawali dengan membagikan per juz al-quran untuk dibaca, kemudian dilanjut dengan pembacaan wirdhu latif, Yasin, tahlil, dan shalawat kepada Nabi. Setelah itu dilanjutkan dengan shalat terawih berjamaah. Tentu tradisi tersebut biasanya dilaksanakan bukan pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Karena di malam-malam tersebut telah tertradisikan ifthar jama’i dan shalat terawih berjamaah di masjid-masjid yang telah dijadwalkan oleh ulama-ulama terdahulu.

oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si, CETP (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

SebelumnyaTradisi Betawi Sebelum Ramadhan

Berita Lainnya

0 Komentar