Bagaimana Rumah yang Selalu diisi dengan Ibadah?
Masjid Nurul Falah-Rusun Petamburan Di kutip dari yusufaidid.com Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ) dalam artikel nya yang berjudul Bagaimana Rumah yang Selalu diisi dengan Ibadah? (red), ia menjelaskan bahwa Rumah merupakan tempat manusia tinggal dan berlindung dari segala cuaca. Bahkan rumah menjadi sentra pembentukan karakter seseorang. Maka rumah itu harus diisi oleh ibadah bagi penghuni yang tinggal di rumah tersebut. (25/7/2022).
Rasulullah bersabda, “Apabila seseorang masuk ke rumahnya dengan menyertai dzikir kepada Allah ketika masuknya dan juga ketika makannya (di dalam rumah tersebut) maka syaitan akan berkata: “Aku tidak menginap bersama kalian dan juga tidak ikut makan bersama kalian. Akan tetapi apabila penghuni rumah tersebut tidak berzikir ketika hendak masuk rumahnya maka syaitan akan berkata, saya akan bermalam bersama kalian. Apabila penghuni rumah tidak membaca doa ketika makan(di dalam rumahnya) maka syaitan berkata, aku akan menginap bersama kalian dan ikut makan bersama kalian.” (HR Sayyidina Jabir bin Abdullah)
Nabi mengajarkan umatnya, “Seharusnya bagi seseorang yang akan masuk ke rumahnya bahwa ia mengucapkan, “Bismillah, Allahuma, Inni asaluka khairal maulij wa khairal makhraj, bismillah walajna, wa bismillah kharajna, wa a’lawlah rabbana tawakalna.” (HR. Abu Malik al-Asya’ri).
Sayyid Muhammad bin Alwi Maliki berkata, “Dari keutamaan umat nabi Muhammad, sesungguhnya Allah Swt memberikan ganjaran pahala yang besar atas shalat sunnah di rumah mereka.” (Sayyid Muhammad al-Maliki:2000:122). Perkataan Sayyid Muhammad al-Maliki memberikan isyarat bahwa rumah yang berkah yaitu diisi dengan shalat-shalat sunnah, karena melalui hal tersebut maka akan berdampak pada penghuni rumah yang tenang, nyaman, dan teduh.
Sayyid Muhammad Maliki menambahkan bahwa shalat sunnah di rumah itu bagaikan cahaya. (Sayyid Muhammad al-Maliki:2000:122). Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Adapun shalat seseorang di rumahnya maka akan bercahaya, maka berilah cahaya pada rumah kalian.” (HR. Ibn Khazimah)
Pernyataan Sayyid al-Maliki di atas bisa diambil satu perspektif bahwa sebesar apapun rumah yang dimiliki oleh seseorang, akan tetapi di dalamnya tidak pernah dibacakan ayat-ayat Al-Quran, zikrullah, dan shalat sunnah maka terasa sempit dan terasa gelap. Untuk itu biasakan membiasakan hal-hal yang positif tersebut di rumah. Sehingga terciptalah rumah yang demikian “Rumahku Syurgaku”.
Rasulullah Saw telah memperumpakan bahwa rumah yang di dalamnya menunjukkan ketaatan kepada Allah dan dzikir kepada-Nya, ibadah kepada-Nya, memuji nama-Nya, dan membaca al-quran maka sesungguhnya rumah tersebut dihuni oleh orang-orang sholeh. Sebab pada rumah tersebut hidup yang dipenuhi kemakmuran, dan diliputi oleh rasa bahagia, keluasan rezeki, dan keridhoan Allah SWT. Sedangkan rumah yang sepi dari zikir kepada Allah maka rumah itu tampak kosong, hampa, dan tidak sedap dipandang mata. (Sayyid Muhammad al-Maliki:2000:123)
Sebagaimana hadis Nabi Muhammad, “Perumpamaan rumah yang dibacakan zikir kepada Allah di dalamnya dan rumah yang di dalamnya tidak dibacakan zikir kepada Allah maka seperti adanya kehidupan atau kematian.”
Penulis : Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)
Sumber : https://www.yusufaidid.com/2021/11/bagaimana-rumah-yang-selalu-diisi.html